Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Blora Menilai, Pilketos Jadi Cermin Demokrasi Sejak Dini

Jelang Pilketos, Bawaslu Blora Ajak Siswa SMA N 2 Blora Berdemokrasi Bersih

Ketua dan Anggota Bawaslu Blora beserta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA N 2 Blora saat menggelar sosialisasi pendidikan politik di SMA Negeri 2 Blora, Selasa (9/9/2025).

Blora – Pemilihan Ketua OSIS (Pilketos) di sekolah bukan hanya sekadar ajang memilih pengurus organisasi siswa. Lebih dari itu, proses ini dapat menjadi cermin praktik demokrasi yang sesungguhnya.

Pesan tersebut disampaikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Blora saat menggelar sosialisasi pendidikan politik di SMA Negeri 2 Blora, Selasa (9/9/2025).

Ketua Bawaslu Blora, Andyka Fuad Ibrahim, menegaskan pentingnya mengenalkan proses demokrasi sejak dini agar generasi muda terbiasa dengan nilai-nilai integritas, transparansi, dan tanggung jawab dalam memilih pemimpin.

“Proses demokrasi dimulai dari hal-hal sederhana di lingkungan sekolah. Pemilihan Ketua OSIS bisa menjadi laboratorium mini bagi siswa untuk belajar tentang kejujuran, sportivitas, serta menghargai pilihan bersama,” ujarnya.

Ketua Bawaslu Blora saat memberikan materi kepada sisa SMA N 2 Blora

Menurut Andyka, sekolah memegang peran penting dalam membentuk karakter pemilih yang cerdas dan kritis. Melalui keterlibatan dalam pemilihan OSIS, para siswa sebenarnya sedang berlatih menjadi warga negara yang sadar hak dan kewajibannya.

“Kalau sejak sekolah mereka terbiasa dengan demokrasi yang sehat, jujur, dan bersih, maka di masa depan mereka akan tumbuh sebagai pemilih yang tidak mudah diiming-imingi, tidak tergoda politik uang, dan berani menolak kecurangan,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Andyka juga memperkenalkan tugas dan fungsi Bawaslu, serta mengajak siswa untuk aktif berperan sebagai pengawas partisipatif di lingkungan masing-masing. Ia menekankan, pengawasan jalannya pemilu bukan hanya tugas Bawaslu, tetapi tanggung jawab semua warga negara.

“Sebagian dari adik-adik SMA ini pada Pemilu 2029 nanti sudah masuk kategori pemilih pemula. Artinya, mereka punya peran nyata dalam menentukan arah bangsa. Maka sejak sekarang perlu dibekali dengan pemahaman tentang demokrasi dan pengawasan,” tambahnya.

Andyka menyebut, Pilketos dapat dijadikan miniatur pemilu dan bahan refleksi bagi siswa untuk memahami nilai-nilai demokrasi. Harapannya, budaya demokrasi yang sehat, jujur, dan bersih bisa tumbuh dari sekolah lalu mengakar hingga ke masyarakat.

Pilketos Ala Pemilu Mini

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Ira Widowati menegaskan bahwa Pilketos di SMAN 2 Blora benar-benar digelar dengan mekanisme yang menyerupai pemilu. Prosesnya terdiri dari beberapa tahapan, mulai pendaftaran hingga kampanye.

“Awalnya ada empat pasangan calon yang mendaftar, sekarang tersisa dua pasangan calon. Untuk kampanye akan digelar debat kandidat pada Kamis besok. Masing-masing pasangan calon juga sudah membentuk tim sukses,” jelasnya.

Ira menambahkan, dalam proses Pilketos, terdapat panitia yang bertugas sebagai penyelenggara sekaligus pengawas. Mereka berasal dari unsur Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) siswa.

“Anak-anak belajar betul bagaimana demokrasi itu berjalan. Ada penyelenggara, ada pengawas, ada peserta, hingga tim sukses. Semuanya kami dorong agar berjalan transparan, jujur, dan mendidik,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Bawaslu Blora juga membagikan buku hasil pengawasan Pilkada 2024 kepada pihak sekolah.

Kegiatan serupa sebelumnya telah digelar di SMAN 1 Blora pada bulan lalu, dengan penekanan pada pendidikan demokrasi sejak dini bagi pemilih pemula yang masih duduk di bangku SLTA.

Humas Bawaslu Kabupaten Blora