Setetas Darah Untuk Solidaritas
|
Ada ruang lain untuk bergerak ditengah merebaKnya pandemi Covid-19 kali ini. Bukan latah ikut-ikutan seperti yang lain. Tetapi upaya bersama-sama melawan Corona merupakan salah satu pengejawantahan menjaga kedaulatan Negara.
Ditengah mandeknya seluruh aktivitas pengawasan kepemiluan, akibat adanya penundaan tahapan Pemilihan Kepala Daerah. Tidak lantas Bawaslu dan jajarannya mandek beraktivitas. Namun kali ini bergerak dalam ranah kemanusiaan membangun solidaritas untuk negeri.
Itulah yang dilakukan oleh Bawaslu melalui bentuk kegiatan Donor Darah dan Bhakti Sosial kepada masyarakat yang terdampak langsung kebijakan Pemerintah akibat pandemic Covid-19 ini.
Dua kegiatan itu memang pas dengan tema yang diusung untuk memperingati 12 Tahun Bawaslu mengawal tegakknya demokrasi di Indonesia, “Bangun Solidaritas Kebangsaan Melawan Covid-19”. Aksi donor darah dan bhakti sosial dilakukan serentak pada 9 April 2020. Memang ada yang sudah melaksanakan duluan, Namun sejatinya itu merupakan peneguhan rasa bahwa Bawaslu tidak hanya memikirkan urusan kepemiluan semata.
Mengapa donor darah, bukan yang lain? tenyunya bukannya tanpa alasan. Lantaran saat pandemik Covid-19 menjalar seantero nusantara, banyak yang tidak menyadari kalau persediaan darah di Kabupaten/Kota lamban laun mulai menipis. Banyak orang yang mau berdonor menjadi takut terjadi sesuatu, khususnya terkena Covid-19. tempat donor darah di Kantor UDD menjadi sepi, tidak banyak yang kesana. Padahal sebelumnya tiap hari yang berdonor darah selalu ada.
Ternyata memang benar, stok darah banyak yang kekurang. Seperti disampaikan Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kabupaten Blora Mulyono, bahwa sejak mulai diberlakukannya darurat Corona, stok darah di UDD PMI Blora terus menipis. “Pernah nyaris untuk golongan darah tertentu stoknya nol, kami jadi kewalahan juga,” ungkap Mulyono disela-sela kegiatan Donor Darah yang dilakukan Bawaslu Kabupaten Blora, Rabu (8/4/2020) di Kantor Bawaslu Kabupaten Blora.
Bawaslu Kabupaten Blora, pagi itu memang melakukan donor darah untuk peringatan HUT BAwaslu ke-12, tentunya tetap dengan mematuhi Protokol kesehatan yang telah ditentukan.
Mulyono mengakui sejak Corona hadir, sejumlah permintaan donor darah banyak yang dibatalkan, satu alasan mereka takut akan Corona. Dirinya dan PMI Blora juga tidak bisa berbuat apa-apa dan memaksa. “Biasa ada yang datang ke Kantor untuk donor, sekarang sudah tidak ada lagi,” katanya serius.
Lalu dirinya bercerita kalau, tempo hari pernah mendapat telepon dari rekannya yang juga bertugas di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Saat itu menyampaikan kalau stok salah satu golongan darah nol, dan akan meminta darah dari UDD PMI Blora. Mulyono yang sudah lama di UDD PMI Blora hanya menyampaikan kalau stok darah yang dibutuhkan ada, tetapi tidak banyak dan untuk jaga-jaga, tetapi jika ternyata sangat membutuhkan dia mempersilahkan mengambilnya di Blora. “Adanya donor darah dari Bawaslu Blora ini tentu akan menjaga stok darah di Kabupaten Blora,” tandasnya.
Diakhir perbincangannya berapapun orang yang akan donor darah maka akan didatangi, itu semata-mata untuk menjaga stok darah yang ada. Dirinya juga senang sebab Bawaslu melakukan aksi donor darah serentak di tanggal 9 April.
Miris rasanya mendengar apa yang diceritakan, sebelum saya menyumbangkan darah untuk yang ke-21 kalinya. Saya lantas membayangkan itu juga terjadi pada Kabupaten lain, tentu akan sangat merepotkan, semoga saja tidak dan sudah dipenuhi oleh donor dari rekan-rekan jajaran Bawaslu yang lain juga pedonor darah aktif lainnya.
Jalannya donor darah di Blora sendiri berlangsung lancar. Ada yang baru pertama kalinya ada juga yang sangat takut akan jarum donor yang cukup besar. Rasanya menjadi pengalaman tersendiri bagi rekan-rekan yang baru pertama kali merasakan tusukan jarum donor.
Donor darah sejatinya juga bentuk solidaritas sekaligus membangun rasa sosial, kemanusiaan dan cinta kepada sesama. Yaa…donor darah bisa membangun ruang cinta. Kita mau menyumbahkan darah jika tidak memiliki rasa cinta tentu akan sulit melakukannya. Ruang cinta akan membuat bangsa menjadi lebih baik, Bawaslu juga menjadi lebih membumi dan kuat. Hari esok menjadi lebih cerah khususnya kepada Bawaslu.
Asal kita semua memiliki harapan, bahaya besar jika kita semua tidak memiliki harapan, orang yang sakit dan butuh darah dapat bertahan hidup karena ada harapan bisa mendapatkan darah. Nah meski hanya satu tetes darah yang sudah di berikan, setidaknya hari ini telah memberikan harapan kepada masyarakat. Terhamasuk juga harapan agar Bawaslu tetap memberikan sumber kesejahteraan, sumber keadilan pemilu dimanapun dan kapanpun.
Bersyukur kita masih diberikan ruang rezeki dan kesehatan. Ada banyak yang disekitar kita berjibaku menunaikan tugas kemanusian. Bukan karena mereka memiliki kekuatan super, tetapi memiliki ruang solidaritas yang mulia. Akhirnya mari bersama-sama membangun solidaritas dan harapan ditengah pandemi Covid-19. Selamat Ulang Tahun Bawaslu ke-12, rahayu untuk semuanya. Salam Awas dan Salam Kemanusiaan.* (Sugie Rusyono)
Tag
Opini